7 November 2015 - Ustadz Dias
Materi bersumber dari : Risalah Talak Rumasyo
TALAK : secarah bahasa berarti melepaskan ikatan. Dalam Al-Quran : talak harus pada keadaan wajar, yaitu tidak sedang haid maupun hamil.
“Hai Nabi, apabila kamu menceraikan isteri-isterimu Maka hendaklah kamu ceraikan mereka pada waktu mereka dapat (menghadapi) iddahnya (yang wajar)” (QS. Ath Tholaq: 1)
Talak ada dua macam, yakni :
Talak sunni adalah talak yang mengikuti petunjuk Al Qur’an dan As Sunnah, yaitu mentalak istri ketika istri dalam keadaan suci (bukan masa haidh) dan belum disetubuhi
Talak bid’i adalah talak yang menyelisihi petunjuk Al Qur’an dan As Sunnah, yaitu mentalak istri di saat istri dalam keadaan haidh atau mentalaknya dalam keadaan suci setelah disetubuhi.
Syarat Talak
a. Yang mengucap talak adalah suami asli
b. Yang mengucap talak telah baligh
c. Yang mengucaptalak berakal (tidak gila)
Sedangkan talak pada saat keadaan tertentu :
A. Talak saat mabuk yang tidak disengaja untuk mabuk : tidak jatuh talak
B. Talak saat mabuk sengaja : dapat jatuh talak, dapat juga tidak
C. Talak dalam keadaan keliru, lupa, dipaksa, tidak jatuh talak
D. Marah : dalam keadaan sadar jatuh talaknya, jika tidak sadar maka tidak jatuh talaknya
E. Talak jika hanya bergurau : jatuh talaknya. Karena 3 hal yang berguraunya pun serius yaitu nikah, talak dan rujuk.
Ucapan talak ada dua macam, yaitu talak tegas, yang hukumnya langsung jatuh talak, yang kedua talak kinayah atau dengan sindiran, untuk hal ini harus ada niatan untuk menceraikan agar jatuh talak. Talak dengan ada saksi lebih bailk.
Contoh kasus Talak
Suami Istri jatuh talak pada tanggal 7 november 2015.
Jadi masa iddahnya 7 November 2015 sampai 8 Februari 2016 (masih tinggal 1 rumah) jika pada masa ini berhubungan, maka otomatis rujuk, namun Jatuh talak 1. Jika tidak berhubungan atau mengatakan rujuk maka bukan istrinya lagi karena masa iddahnya sudah habis. Jika mau rujuk harus menikah lagi (dengan mahar dan perlengkapannya) kalau masih dalam masa iddah rujuk tak perlu nikah lagi
Talak 1 sampai 3 ini adalah semasa pernikahannya. Jika sudah di talak 3 maka Istri harus menikah terlebih dahulu dengan orang lain, tanpa dibuat-buat dan tidak diniatkan untuk cerai, jika cerai baru boleh kembali dengan suami yang lama. Talak yang diucap 3 kali tetap jatuh satu talak
Tambahan : beberapa sikap syar’i tapi tidak patut
1. Jika suami tidak mampu menafkahi dengan baik, istri boleh meminta cerai
Secara Syar’i boleh namunt tidak patut karena rumah tangga tujuannya adalah sakinah, karena baiknya saling mengokohkan saat salah satu rapuh, karena pernikahan adalah ikatan yang kuat
2. Poligami diam-diam
Poligami diam-diam tanpa mengedukasi istri atau meminta pengertiannya, secara syar’i boleh dilakukan (tapi kalau secara administrasi tidak boleh yaa) namun tidak patut. Karena bagaimana akan baik atau nyaman jika di khianati.
3. Istri tidak wajib melakukan pekerjaan rumah, syar’i namun tidak patut. Karena istri adalah kepala rumah tangga (bukan kepala keluarga ya) jadi sebaiknya turut melakukan pekerjaan rumah karena juga bernilai pahala
0 komentar:
Posting Komentar